Survei OJK: Industri perbankan tetap optimis di tengah volatilitas global – Fintechnesia.com

FinTechnesia.com | Kantor Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan survei Orientasi Bisnis Perbankan (SBPO) OJK setiap triwulan. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran perbankan mengenai arah perekonomian, persepsi risiko perbankan dan arah/tren bisnis perbankan pada triwulan berikutnya.

SBPO menghasilkan Indeks Orientasi Bisnis Bank (IBP) yang merupakan indeks gabungan yang menunjukkan persepsi dengan rentang nilai 1 sampai 100. Indeks >50 menunjukkan pandangan optimis, indeks =50 menunjukkan pandangan stabil, dan indeks <50 menunjukkan pandangan pesimistis.

IBP terdiri dari tiga sub-indeks, yaitu Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi Makro (IKM), Indeks Persepsi Risiko (IPR), dan Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK). Selain ketiga indeks tersebut, SBPO juga menghasilkan informasi lain yang sedang menjadi topik hangat di perbankan, serta hal-hal yang diyakini dapat berdampak pada kinerja bank.

Secara historis, hasil survei SBPO cukup akurat memprediksi arah dari beberapa indikator makroekonomi dan perbankan di Indonesia. SBPO Q4 2023 dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 95 bank, dengan aset responden mencakup 94,87% dari total aset 105 bank umum.

Baca juga: Di New York, Ketua OJK menjelaskan kondisi industri keuangan Indonesia yang masih stabil

Hasil SBPO menunjukkan responden optimis kinerja perbankan akan tetap terjaga baik pada triwulan IV 2023. Hal ini tercermin dari Indeks Sentimen Perbankan (IBP) triwulan IV 2023 yang tercatat sebesar 62 (pita optimis).

Optimisme tersebut didorong oleh ekspektasi akan meningkatnya fungsi intermediasi perbankan. Hal ini terkait dengan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang dihadapi meskipun kondisi makroekonomi global buruk.

Ketidakpastian kondisi makroekonomi global menyebabkan Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (ICM) berada pada level pesimistis sebesar 43 pada triwulan IV tahun 2023.

Pesimisme tersebut didorong oleh prediksi melemahnya nilai tukar, kenaikan suku bunga acuan sebagai upaya mencegah melemahnya nilai tukar rupee, potensi peningkatan laju inflasi yang didorong oleh kenaikan harga pangan dan energi, serta kenaikan harga pangan dan energi. dalam belanja publik (permintaan) pada akhir tahun.

READ  Bank Mayapada Pasarkan Produk Asuransi Zurich Plan Protector - Fintechnesia.com

Meski kondisi makroekonomi diperkirakan kurang menguntungkan, juga akibat dampak risiko tingginya suku bunga acuan di seluruh dunia, dan mungkin bertahan lebih lama (lebih tinggi lagi), sebagian besar responden berpendapat bahwa risiko perbankan (risiko kredit, likuiditas, dan pasar) pada triwulan IV tahun 2023 masih terkendali dan terkendali karena bank masih memiliki fleksibilitas yang cukup besar dalam penyesuaian suku bunga.

Hal ini didukung oleh likuiditas yang cukup contoh serta didukung oleh koordinasi kebijakan terpadu dalam KSSK yang relatif efektif dalam mencegah dampak global.

Hal ini terlihat dari indeks persepsi risiko (IPR) sebesar 58 (zona kepercayaan risiko cukup). dapat dikelola), serta keyakinan bahwa risiko kredit dan risiko pasar tetap terjaga. Responden berpendapat kualitas kredit tetap baik, PDN rendah dan pada posisi yang baik panjang dan profitabilitas akan terus meningkat seiring dengan peningkatan penyaluran kredit. Selain itu, risiko likuiditas diperkirakan masih stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Pengawasan Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan, hasil SBPO Q4-2023 menunjukkan sektor perbankan tetap optimis meski terjadi volatilitas kondisi global dan dinamika kondisi makroekonomi dalam negeri.

Hasil SBPO ini juga memperkuat paparan terkait perbankan yang disampaikan pada rapat bulanan Dewan Komisioner OJK, kata Dian, Minggu (26/11). Hal ini juga sesuai dengan materi siaran pers OJK mengenai dampak ketidakpastian global yang tidak signifikan terhadap keadaan sektor perbankan yang telah disampaikan pada kesempatan sebelumnya.

Per September 2023, kinerja intermediasi perbankan tetap terjaga dengan pertumbuhan kredit per September 2023 tercatat sebesar 8,96 persen Oh. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik 6,54% Oh Pandangan Kinerja perbankan secara keseluruhan diperkirakan masih terjaga baik hingga akhir tahun 2023 dan 2024.

READ  GOTO akhirnya buka suara soal rencana kerja sama dengan TikTok - Fintechnesia.com

Optimisme peningkatan pertumbuhan kredit pada triwulan IV tahun 2023 didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang masih cukup baik. Juga meningkatkan konsumsi dan menjaga daya beli masyarakat. (Juni)

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *