FinTechnesia.com | Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendalami latar belakang rencana tersebut menjadi pribadi A penghapusan sukarela PT Nusantara Infrastruktur Tbk (META). Pada Senin (13/11), emiten Grup Salim ini memberikan keterbukaan menanggapi permintaan penjelasan BEI.
Sekretaris Perusahaan Infrastruktur Nusantara, Dahlia Evawani menjelaskan latar belakang dan alasan di balik rencana tersebut menjadi pribadi perseroan, setelah penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau masalah hak asasi manusia pada tahun 2010 dan 2018, perusahaan tidak menerima dana (meningkatkan modal) dari pasar modal dan hal ini tidak direncanakan di masa depan.
Selain itu, operasional pada tanggal 30 Juni 2023 dan 30 September 2023 merugi, dan perusahaan tidak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2018.
Baca juga: BEI menghentikan sementara perdagangan saham emiten Grup Salim, berikut alasannya
Lalu kenapa perencanaan adalah META menjadi pribadi A penghapusan dari daftar kapan bisnis perusahaan tol itu berkembang? Menurut META, terdapat rencana pengembangan anak usaha di bidang jalan tol yang membutuhkan pembiayaan besar (padat modal) dan karakteristik usaha memerlukan jangka waktu yang lama untuk mencapai laba atas investasi (laba atas investasi).
“Dan alhasil, kami bisa menambah jangka waktu yang lebih panjang untuk bisa membagikan dividen kepada pemegang saham,” kata Dahlia, Senin (13/11).
Adapun rencananya menjadi pribadi disetujui dalam RUPSLB, penawaran pembelian saham milik pemegang saham publik akan dilakukan melalui penawaran PT Metro Pacific Tolways Indonesia (MPTI).
Anak perusahaan META yang bergerak di segmen jalan tol adalah PT Margautama Nusantara. META memiliki 76,51% saham perseroan.
Dalam keterbukaan lainnya dijelaskan bahwa PT Margautama Nusantara berencana menambah modal dengan menerbitkan 3.506 saham baru, masing-masing saham dengan nilai nominal Rp 70 juta, untuk PT Metro Pacific Tollways Indonesia (MPTI) dan Warrington. (Hai)
Quoted From Many Source
